Monday, April 23, 2007

..:: Dan bisa saja ia pergi... ::..

Dan bisa saja ia pergi..
Menaruh ikrarnya di dalam koper,
dijejalkan dalam lipatan-lipatan baju penuh ngengat ,
ikut apak dan jadi usang.
Aku ingin bau kamper, katanya.

Tapi tetap mengunci koper dengan kode.

Dan bisa saja ia pergi..

Karena wangiku sudah lenyap,
tinggal aroma kulit yang menua,
namun damai.
Kenapa aku merasa benci?

Dan bisa saja ia pergi..
Aku tidak pergi, katanya.
(Bagaimana kalau matamu bilang iya?)
Mungkin juga aku akan pergi, katanya.
(Jadi yang mana..?)
Aku pergi bukan karena kamu, katanya.
(Karena mereka?)
Bukan.., karena dia.., katanya.

Dan bisa saja ia pergi..
Karena bumi menolak ikrarnya,
memuntahkan sampai sisa-sisa lendir yang menyertai,
membersihkan diri dari kotor dan kesakitan.

Dan kalau memang ia pergi..
Tak mengapa aku menjadi orang aneh,
merunduk mencari harga diri yang cecer-cecer,
menggaruk kulit pohon, dinding bata, atau bentuk khayal tak berjasad, sampai kuku-kuku patah dan berbalik arah tumbuh,
mengiris hatiku dengan ujung kertas dan berbunyi "kriet-kriet" pedih,
karena memang ia pergi.

Maka kini tak perlu hidupku lagi..

---

Aku mencintaimu,
Aku memujamu.
Aku merindumu,
Aku membutuhkanmu.

Dan sekali lagi,
bisa saja ia pergi...

3 comments:

mamoy said...

kok sedih lagi say..... kenapa... thanks ya ucapan & doanya buat valisha.... ayo ngeblog lagi

Darkpuccino™ said...

kalo memang dia harus pergi, masih ada "dia" yg lain kan, din ;)

della said...

Kalo prinsip saya sih:
selama masih bisa mencinta, lakukan dengan total.
Bagaimanapun akhirnya, mo pergi atau enggak, pada akhirnya yang nyesel adalah dia :P
Salam kenal ya Mbak, tulisannya menginspirasi banget deh ^ ^