Sunday, December 14, 2008

bunga atau layangan

Seorang gadis kecil, pucat namun bahagia, berlari menuju hamparan ilalang di sisi bukit yang berlawanan dari kampungnya. Ia berlari tak henti, laksana ribuan pasukan gajah mengejar di belakangnya. Ia berlari seolah mengejar ujung pelangi yang penuh harta.

Di saat nafasnya hendak berkhianat dan meninggalkannya, di situlah ia melihatnya. Pangerannya. Pujaannya. Cinta sejatinya. Tak tampak rautnya, tak jelas posturnya. Hanya lambaian rambut yang diembus angin sepoi-sepoi. Gadis kecil itu tidak pernah salah menduga. Walau anak laki-laki di tengah hamparan ilalang terhalang puluhan meter itu di kerumunan ribuan orang, gadis kecil itu bisa merasakan hadirnya dan hatinya. Seperti saat itu. Gadis itu merasakannya.

Anak laki-laki itu sedang berkecamuk, di luar dan di dalam dirinya. Hatinya menangis dan remuk redam. Belahan jiwanya harus ditinggalkannya. Dan gadis itu merasakannya. Bukan dia yang diharapkan. Anak laki-laki itu mengharapkan seseorang yang lain, yang tak mungkin dimilikinya. Anak laki-laki itu mengharapkan bukan sang gadis di ujung hamparan yang membawakan bunga dan layang-layang.

Gadis kecil yang berlari, laksana ribuan pasukan gajah mengejarnya, seolah mengejar ujung pelangi yang penuh harta, itu akhirnya berdiam. Bunga dan layang-layang di genggamannya gontai membebaskan diri ke tanah berbau manis.
Pangerannya. Pujaannya. Cinta sejatinya. Tidak akan aku menyerah, sampai kamu menolehkan wajahmu padaku, wahai anak laki-laki. Sampai kamu melangkah mengarah padaku. Sampai kamu menggenggam tanganku dan memilih satu untukku. Bunga atau layang-layang. Dan kita bermain bersama selamanya.



*salah satu cerita yang akan kudongengkan nanti.. agak terlalu dewasa memang.. entahlah*
*sore ini aku mengambil keputusan yg mungkin sepele.. ayo cari uang mama... :))*

No comments: