Sunday, January 07, 2007

menggunakan kata kasar untuk menyakiti, perlukah?

sabtu 6 januari 2007 02:33 pm wkt handphone sy, gw dapat sms dari seseorang yang sangat kasar..
motifnya? lebih tepat untuk menanyakan kepada Ybs.
tetapi dari kata-kata kasar yang dipilihnya, sy berasumsi inilah tujuan sms itu terhadap saya: menyakiti dan menjatuhkan saya sampai tidak ada derak lagi yang tersisa dari tulang belulang tubuh saya.

kata-kata dalam sms itu adalah cacian yang dimanapun kamu berada, bahasa dan budaya yang berbeda, tetap kata-kata itu dapat membuat panas telinga, bahkan mungkin pertumpahan darah. jadi salah kalau menganggap sy berprasangka buruk thd Ybs.
yang menjadi pertanyaan, apakah yang dilakukan Ybs atau siapapun juga dg caciannya, makiannya, hujatannya, dan mungkin suatu saat intimidasi fisik atau bantuan dari pihak yg memiliki otoritas tinggi untuk menekan dapat menyakiti? ya, sangat mungkin dapat..
tetapi perlukah???

setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda. banyak lembar historis yg perlu kita lacak dari masing-masing. ini yang harus jadi pertimbangan masak2 terhadap rencana mengeluarkan cacian, makian atau apapun itu yang diyakini akan menyakitkan. tapi ya masak sih, mo nyerang aja perlu repot dulu, mengenali dulu orang yg akan diserang, menghitung posibilitas reaksinya??

tentu saja YA..
ini akan menggiring kita kepada jawaban apakah perlu menggunakan kata kasar untuk menyakiti?

sangat sulit mengenali seseorang. apalagi untuk melacak setiap peristiwa yang dilaluinya. sehingga jika kita tidak mengenali orang yg akan diserang: pengalaman-pengalaman masa lalunya, pendidikan dan pengasuhan keluarganya; atau menghitung posibilitas reaksinya atau bahkan tidak ada referensi ghaib sekalipun mengenai masa lalu, masa kini dan masa depan, maka jawaban atas "menggunakan kata kasar untuk menyakiti, perlukah?" adalah TIDAK PERLU..

bayanginlah repotnya.. bagi sy pribadi mengeluarkan kata-kata kasar itu butuh effort loh.. memilih tujuan sy akhirnya, memilih kata yang tepat, memilih momen yang tepat. diusahakan nggak hanya ekspresi kemarahan semata karena seringkali kalau hanya mengumbar kemarahan, pengalaman sy, di kemudian hari pasti sy akan menyesalinya.

sudah repot begitu, kita harus mengenali si obyek dan melihat latar belakangnya. akibatnya ketika hanya berdasarkan amarah dan sama sekali tidak ditunjang referensi apapun, maka cacian, makian, intimidasi apapun bisa jadi tidak akan berjalan efektif dan hanya menyentuh permukaannya saja. mungkin saja akan menyakiti, inipun derajatnya masih bisa diperdebatkan. tetapi untuk membuat seseorang jatuh, berkeping dan tidak berdenyut sedikitpun, wooo.., wait a minute.. tentu tidak segampang itu (sy lebih memilih kata "gampang" daripada "mudah" supaya kamu menangkap highlightnya :D, red).

jadi buat apa melakukan sesuatu yang tidak jelas hasilnya, tidak terukur manfaatnya dan besar kemungkinan justru malah menjadi bumerang kepada diri sendiri? nggak perlu lah itu.. hitung-hitunglah dahulu ketika akan berperang. jangan mati konyol.. (saran sy jelas berbeda kalau semua nya sudah terhitung :D, red)

untuk kasus saya ini, tampaknya pelaku itu tidak paham sejarah hidup saya sm sekali. bahkan dia juga tidak paham kondisi sy saat ini. more than half of my life is loaded with intimidations, struggles, fights, conflicts.. yang membuat sy bertahan adalah karena keluarga saya dan perasaan cinta yang ada.. jd ketika kata-kata itu sy terima, ya saya akui itu menyakitkan.. tp membuat sy berhenti apalagi mundur dari perjalanan hidup sy?? MOHON MAAF, tidak sedikitpun tuh..
sy malah khawatir malah pengirim itu yg mendapatkan bumerang atas kelakuannya.

jadi tidak perlulah menggunakan kata kasar untuk menyakiti.. toh pada akhirnya kita tidak mampu mencapai hasil yang kita inginkan kan?

-----
menjadi besar dan tinggi seperti BINTANG

(mulai nulis pada 7 januari 2007, proses pengendapan krn sy sudah semakin bosan dg bentuk2 remeh intimidasi seperti ini, kemudian melanjutkan tulisan pada 10 januari 2007 yg selesai pada 10:43am)

No comments: