Monday, January 29, 2007

sakit hati + iri hati = fitnah & halusinasi (from my FS blog)

lagi-lagi..., suatu berita sampai ke telinga sy. sebenernya nggak ada relevansinya baik untuk sy, suami, maupun orang-orang yg di dekat sy. sy share disini supaya kita: kamu dan sy, belajar sesuatu. menjadi dewasalah serta berhenti berhalusinasi dan memfitnah.

awalnya sangat panjang. dan mungkin tanpa akhir. tapi begitulah kehidupan. ujian nggak mesti berbentuk suatu bencana. memiliki seseorang yg menganggap kita musuh merupakan ujian.

sakit hati merupakan judgment subyektif atas suatu kejadian yang sumber2nya juga persepsi individual (tetap sesuatu yang juga subyektif). sehingga tampak jelas banyak sekali unsur subyektif disini. ketika kemudian seseorang mengalami sakit hati dan tidak mampu menghandle nya dengan cara dewasa yg obyektif dan rasional, ditambah dengan rasa iri hati yang begitu menggelegak karena orang yg membuatnya sakit "tampak" begitu beruntung.

sebenarnya jika rasa sakit hati dan iri hati itu dilokalisir pada dirinya saja atau lingkungan yang sangat kecil, mungkin tidak akan menambah masalah. dan tidak menambah kuantitas dan usia dari beban hidup (ini sy tekankan untuk diri sy dan kamu, bahwa sungguh rasanya akan sangat berat kl kita menjalani hidup dg beban krn rasa sakit hati dan iri hati. smua-smua menjadi tidak ikhlas. mana tau kl ternyata hidup kita nantinya malah menjadi tidak bermakna. astaghfirullah..)

kemudian berbeda ketika sakit hati dan iri itu menjadi fitnah dan halusinasi. yang tidak hanya dari kelompok yang kecil n private tapi menyebar ke kelompok yang lebih luas dan memiliki pengaruh.

apa yang kemudian terjadi??

pertama, energi kita akan terkuras. bukan hanya energi yang ada di masa kini, tapi bisa saja energi yang seharusnya dapat kita gunakan untuk hal-hal di masa depan menjadi tersedot. krn kita akan terus terobsesi dan mencurahkan energi sepenuhnya untuk memikirkan strategi menjatuhkan orang/institusi tersebut. muncul cara-cara teknis yg setelah kita lakukan terlihat norak dan ingin direvisi dengan cara lain yg elegan. tapi kmd masih kurang puas sehingga memikirkan cara lain yang jauh lebih efektif dst.. dst.. kita lantas lupa pada tujuan hidup kita. lupa bahwa dulu pernah bercita-cita membina keluarga yg sakinah, lupa pernah berniat menjadi aktivis sosial, lupa pernah ingin menjadi penulis puisi.. ketika kita ingat, energi itu sudah tidak murni dan menjadi tipis persediaannya. lantas menjadi berharga kah obsesi membalas dendam dg semua tujuan-tujuan hidup kita??

kedua, untuk bahasan agama, sy menyerah. sy pikir kita semua pun paham apa konsekuensi yg kita lakukan kl kita memfitnah.

ketiga, kita merubah posisi: semula kita yang mungkin saja teraniaya menjadi kita yang menganiaya. kl hanya kita dan dia, artinya hanya pihak-pihak langsung yang terlibat, mungkin tidak terlalu berdampak. tp dg menyebarkan fitnah dan halusinasi tersebut ke kelompok yang lebih luas, maka apa tidak mungkin akan ada label yang muncul dari pihak-pihak lain. mereka akan bilang kita (sebagai penyebar fitnah) sebagai orang yg tidak dewasalah, tukang fitnah lah, penganiaya lah, atau entah apa lagi. apa itu baik untuk catatan hidup kita? maukah kita dikenang dg label demikian. di sisi lain, orang yg kita fitnah akan semakin "terangkat" (maaf, tp ini hukum alam..).

keempat, kita menyakiti orang yang lebih banyak. keluarganya, teman-temannya, orang-orang yg dikasihinya.

kelima dan bagi sy terakhir, selalu ada konsekuensi yang tidak tertulis, tidak terduga, tidak terhitung, tidak bisa dinalar oleh rasio, jika kita memfitnah seseorang/institusi. bagi saya pribadi ini merupakan suatu konsekuensi yg paling sy takuti yg membuat saya insyaallah bertaubat dan tidak berniat memfitnah lagi (selain krn konsekuensi kerohanian). sy nggak mau anak sy cacat atau pendek usia krn kesalahan sy.. Demi Allah, sy nggak ingin itu terjadi.

jadi sekarang, disinilah sy. mencoba mengingatkan diri sendiri dan teman-teman untuk bersikaplah dewasa. sakit hati dan iri itu manusiawi sekali.. tinggal bagaimana kedewasaan kita untuk mengekspresikan rasa sedih n sakit itu dg cara yang obyektif n rasional..

kl ada yg pernah saya sakiti hatinya, sy sungguh-sungguh minta maaf.. dari dalam hati.. dan sy nggak ingin terobsesi dg rasa sakit itu hingga ingin balik menyakiti kamu atau memfitnah kamu.

maaf..

dec 6th 2006, 09:57am

No comments: