Monday, May 07, 2007

Goa Mimpi - Bantimurung: katarsis yang manis!

*ternyata mendapati diri lo masih dikelilingi orang2 yang di depan lo manis n di belakang ngomongnya kejam masih merupakan pemicu amarah yang sangat2.. lebih marah lagi ketika lo nggak berdaya ketika orang yg lo sayang diinjak2 harga dirinya..*

menjadi orang yang sabar benar2 perlu perjuangan, terutama bagi saya. pada beberapa hari ini ketahanan psikis saya rasanya sudah pada titik hampir ambruk. dengan fisik yang lagi dalam tuntutan tinggi, saya khawatir, saya sudah tidak punya apa-apa lagi. sangat mungkin langsung tersungkur dalam hitungan detik kl ada serangan selembut sayap capung.

perjalanan di Goa Mimpi - Bantimurung menyelamatkan saya.

sebenarnya bukan perjalanan yang direncanakan. sama sekali bukan. sehingga saya tidak membawa kamera dan hanya mengenakan setelan ala kadarnya (plus tas bahu yang perempuan banget dan amat sangat mengganggu). ketika sampai air terjunnya memang menggoda, tapi agak ragu untuk bergabung dengan kerumunan penikmat wisata itu. pertama, saya langsung ingat suami saya yang dengan jelas tidak suka badan saya basah-basahan tidak pada tempatnya. kedua, *glek*, itu banyak sekali pengunjung.. bukan. BANYAAKKK sekali. dan saya tidak terlalu bisa membayangkan apa saja makhluk-makhluk di dalam air yang bisa saja saya hirup atau telan (nggak boleh protes, please.. bawaan bayi. he3).
akhirnya memang saya lebih memilih Goa Mimpi, daripada Goa Batu. saya belum pernah dapat contekan sebelumnya, cuman saja tampaknya 'mimpi' lebih cocok dengan saya dibanding 'batu' (2-2nya sih cocok. si kepala batu yang tukang mimpi. wakakkakak).

okehh, balik lagi.. jadi akhirnya saya dengan antusias memulai petualangan menuju Goa Mimpi. wuiihhh, dari namanya saja sudah seru, saya pikir. kemudian saya lihat team yang bersama saya: satu orang pemandu dan 4 rekan kantor (salah satunya adalah perempuan dan teman baik saya: risma). kayaknya sudah solid dan meyakinkan, walau risma kadangkala bikin niat saya surut juga (secara blum apa-apa dah besar rasa ingin tahunya mengenai medan dan jarak yg harus ditempuh nanti. he3, peace ris..).
jalan kaki lewat setapak yang semula ringan kemudian menjadi terjal dan licin. saya berusaha melakukannya tanpa bantuan siapapun. di awal sekali saya perlu tangan orang lain untuk menjaga tidak limbung. selanjutnya sebelum Goa Mimpi saya melakukannya sendiri.

rasanya senang.. bersemangat.. dan benar2 melepaskan semua amarah.

risma tersayang ternyata secara fisik tidak kuat. ketika saya berkeringat segar dengan wajah merah (karena doping ulu juku kayaknya), teman saya itu sebaliknya. pucat pasi seperti mayat dan dingin seluruh badannya. sy serba salah. karena sy begitu menikmati perjalanan dan ingin seluruh dunia tahu, sementara di sisi lain harus bertoleransi untuk mengeluarkan empati sebisanya untuk risma dan menguatkan dirinya untuk terus. ketika akhirnya kami berada di mulut goa, risma ternyata memang tidak bisa 'diapa-apain' lagi. sudah hilang semangat. saya? uh.. saya malah tambah semangat!

ketika masuk, rasanya tenteram banget. tidak ada lampu sama sekali selain lampu senter 4 buah yang dipinjamkan pemandu (saya pegang salah satunya. iya dunk.., saya kan salah satu pemeran utama. he3). saya sering iseng tidak menyorot jalan ataupun hal yang disorot pemandu. saya arahkan ke dinding gua, ke pojok-pojok dan kemana saja sesuka saya. karena.. karena semuanya indah!! Masya Allah.. Subhanallah.. saya tidak berhenti mengagumi. terus
terang, goa-goa yang saya kunjungi sebelumnya hanyalah goa yang pernah didiami sebagai tempat persembunyian tentara kita ataupun musuh, sehingga auranya berat dan rasa pedih-getir terlalu terasa. pun rata-rata hanya bentuk terowongan.

Goa Mimpi itu luar biasa. stalagtit dan stalagmitnya.., aduh.. saya bingung mesti bilang apa. dan rasanya damaaaiiii... oia, sempat ketika baru-baru masuk ada kejadian agak aneh. tau lah, kalau saya termasuk orang dalam barisan paling depan. jadi sesudah pemandu, langsung saya di belakangnya. 3 bapak-bapak jalan agak di belakang karena harus sigap kalau terjadi apa-apa dengan risma. nah ketika saya menuruni anak tangga kayu yang tidak lengkap sehingga harus
ekstra hati-hati, tiba-tiba ada yang berbisik sangat dekat di telinga kanan saya. sekarang saya sama sekali tidak bisa mengingatnya (salah satu kelemahan saya: selective forgetting), tapi waktu itu kok saya paham apa yang dibisikinya. saya pikir itu salah satu rekan, ternyata ybs cukup jauh dan karena anak tangga kayunya curam, sangat tidak percaya dia bisa ikut berada langsung di belakang saya kemudian naik lagi ke atas. tentu tidak bisa dilakukan seketika.
merinding sih.. tapi ya sudahlah.. goanya terlalu indah sehingga sayapun lupa.

akhirnya begitulah.. saya terkadang jalan pelan-pelan, namun kadangkala harus bergegas dan melewatkan semua keindahan. menyesal karena tidak bisa terlalu menikmati. tapi memang harus begitu. bagaimanapun, saya harus menghormati hak orang lain untuk segera cepat pulang.


saya sempat terantuk batu. ibu jari kaki kanan terluka dan berdarah tidak berhenti. kecil saja. dan saat itu sakitnya pun tidak terasa. kemudian sy memutuskan nyeker dari tengah-tengah goa sampai dengan turun, membuat benar saya menginjak bumi.
hanya beberapa kali memerlukan pertolongan orang dalam rangka belajar tegar dan mandiri. juga dalam rangka menjaga amanat suami. itupun ketika situasinya memang tidak bisa dibantah bahwa saya memerlukan pertolongan.
saya berjalan, saya merosot pasrah, saya setengah merangkak. saya berpegang pada akar atau batu. tergores sedikit-sedikit. kotor banyak-banyak. tapi rasanya puas begitu tiba di bawah.


ada selorohan dari rekan-rekan kantor terhadap saya dan risma. katanya kami berdua anak kota. tapi kalau saya, anak kota keturunan tarzan. hehehe.., belum tahu mereka bagaimana saya sebelum mereka melihat saya bergaun ria. terus terang, saya memang senang tantangan, dimanapun. tapi untuk menjadi tarzan yang sesungguhnya: hidup di alam, kayaknya banyak hal yang perlu saya pelajari dan saat ini saya tidak sanggup! gimana kalau tiba-tiba tisu basah atau cairan pencuci tangan saya habis?? atau kalau harus buang hajat di tengah hutan tidak ada toilet yang wangi karbol?? *pletak.., nggak penting!*

sudahlah.. yang pasti saya senang dengan perjalanan saya ke Goa Mimpi - Bantimurung. katarsis yang benar-benar manis dan merefresh energi psikis saya. walaupun fisik seperti tulang-tulang berpisah dari otot-otot dan daging, tapi kalau ada yang mo ngajakin berperang dan menginjak harga diri saya, wuiihhh..., bisa mati berkali-kali dia!!