Wednesday, February 14, 2007

Invisible

Sesuatu ada yang memang tidak ditakdirkan untuk dimiliki secara massal. Hanya boleh eksklusif. Bahkan walaupun sekedar jejak yang melekatkan dengan apa yang terjadi di masa lampau ataupun justru dengan siluet di masa depan.

Memang akhirnya semua tersimpan baik-baik di benak. Berharap ada bukti yang teraba, tercium, terlihat, terdengar, terkecap. Tapi tidak. Selamanya ada yang memang tidak ditakdirkan untuk dimiliki secara massal. Jadi realistislah.

Tidak ada yang menyadarinya maka terbiasa menjadi tidak mengapa. Toh tetap ada. Tersimpan baik-baik di benak. Selamanya merupakan sesuatu yang bermakna. Utuh dan menumbuh.

Atas nama cinta pada seorang malaikat kecil. Aku hidup dan berharap.

5 comments:

Trian Hendro A. said...

terlalu banyak kiasan.. :-?

*mungkin karena terlalu sering posting :D

Anonymous said...

Indah... kenangan selalu mengikuti...

STAR said...

:: mas tri
aku posting bukan karena ngejar setoran.. atau direkayasa karena suatu tujuan.. aku nulis ya krn aku nulis n sekemampuan ku cuman segitu. he3. nggak niat mo buat tulisan indah aplg sastra. krn dah sadar diri tak mampu.. :((

:: mas aulia
woow.. blog nya keren banget.. romantis.. ikut sedih jadinya. hikz

ismansyah said...

Mungkin kita pernah keliru dimasa lalu,salah menyiasati dengan memberikan perhatian dan rasa persahabatan yang lebih, sehingga mau tidak mau "mereka" memiliki ketergantungan kepada kita.Kesendirian, pengendapan, dan proses perenungan yang seharusnya eksklusif waktu pribadi, diminta untuk berbagi.mungkin...

STAR said...

:: mas ismansyah
sbnernya wlpn ini bisa berlaku untuk kekeliruan di masa lalu, tapi untuk ceritaku ini justru untuk masa depan.

demi seorang anak yang entah kapan aku miliki. krn hal tersebut adalah suatu eksklusivitas. nggak smua orang dapat memilikinya bukan karena sesuatu yg kita lakukan, tp memang krn demikian yang sudah tertuliskan..